Ini cerita tentang malam minggu yang sangat tidak menyenangkan. Biasanya malam minggu aku duduk manis didepan televisi, memutar channel cartoon yang menyenangkan dan bikin ngakak. Buat mie instant atau nasi goreng kreasi sendiri, dan terus nonton cartoon hingga aku tertidur didepan televisi. Hal itu selalu aku lakukan. Berbeda dengan malam minggu ini, aku berencana mau menyelesaikan tugas sambil nonton televisi.
Tapi, teman kecilku tiba-tiba mengirim pesan singkat. inti dari isi pesannya, dia minta ditemenin nonton pacarnya performance di Owner Cafe. "Dara tolonglah. Sekali ini aja aku minta tolong sama qe. Aku gak enak. Udah keburu janji sama si abang" jelas teman aku diseberang telepon. Kasian juga teman aku ini, biasanya dia selalu mau kalau aku minta temenin makan burger atau temanin aku wawancara orang. Aku pun menerima tawarannya. " Oke. Tapi gak lama ya. Aku mau buat tugas nie. Selasa kumpul." jelasku.
Diapun menjemput selepas magrib. Tapi, kami tetap membawa kendaraan masing-masing. Biar cepat pulangnya nanti. Kami pergi ketempat yang dimaksud temanku. Tempatnya benar-benar aneh, banyak yang joged-joged gak jelas. Dan remang-remang gitu. Aku mulai gak tahan, "Sri, maaf ya. Aku gak bisa temenin lama. Aku harus pulang. Chik suruh pulang cepat. Aku juga gak tahan dengan tempat yang ginian. terlalu banyak orang." kataku, sewaktu baru sampai ke tempat yang dituju.
"LOH? kok cepat kali, baru aja sampek. Itu sama aja qe biarin aku masuk sendiri" dia mulai ceramah bertubi-tubi. Tapi akhirnya dia ngerti sendiri, karena tempatnya memang terlalu ribut. Dan dia sangat mengerti bahwa aku dari zaman ke zaman gak suka tempat ribut yang gituan. "Oke, aku ngerti. Apalagi penampilan qe kayak anak pesantren gini." paparnya. #padahal yang asli anak pesantren itu dia. Bukan aku. Dasar.
Aku pun pulang. Seorang diri melewati jalan panjang, menuju rumah. Bermaksud mencari angin malam. Aku memutar arah pulang. Seutui-Ketapang-Batoh-simpang surabaya-simpang lima dan aku tergugah untuk berhenti membeli kentang gulir. #makanan kesukaan.ckckcck
"Bang satu ya. Yang ada sosisnya. Rasa Keju. Mayonaisenya yang banyak ya. Bang kentangnya yang besar ya. Dan Bang harganya sama kan?" #hahahaa,.. untung aja. si abangnya baek. Kalau enggak, wajah aku udah dicemplungin ke minyak panas dan digoreng bersama kentang tornadonya. wkwkwkwk
Kentang berhasil dibungkus dan aku memberikan uang, dikembalikan lagi uangnya #LOH ? Uang kembalian maksudnya. Aku menuju motor diparkiran depan tenda penjualan kentang. Belum juga aku naik keatas motor dan motor juga belum aku nyalakan. Lah motornya jalan sendiri, dan "Prakkk" motor kesayangan aku jatuh.
Aku liat kearah belakang motor. Ada mobil Jazz berwarna putih. Didalamnya cewek sedang berkaca. #busyet nie orang. mintak aku telan hidup-hidup. Aku tak mengambil motorku dulu, kutaruk tangan di pinggang. Aku tatap terus kearah mobil itu. Dan si cewek itu akhirnya keluar. Ternyata ini cewek, benar-benar cewek.
Rambutnya panjang sepinggang, penampilannya lengkap dengan jeans biru dongker panjang dan kaos lengan pendek bergaris hitam putih. Dia keluar mobil sambil mengibas rambutnya #serasa iklan shampoo pantene atau sejenisnya.
"Maaf ya mbak. Maaf ya. Maaf. Ada yang rusak gak ? Tadi lupa di D mobilnya" ujar si gadis itu kepadaku. Wajahku murung melihat si gadis itu. Kalau kata nenek saya, lagak gadis seperti ini gadis urang-aring katanya.ckckcck
"Laen kali jangan berkaca kalau lagi didalam mobil (LOH). Dan Kalau gak bisa bawak mobil gak usah bawak. Dan laen kali harus lebih hati-hati." Jawabku tegas, dengan nada dingin. motorku diberdirikan dengan abang penjual kentang ulir. Kentang ulirku berlepotan di kantong plastik. Semua uang recehanku berhamburan dijalan.#ketahuan deh, suka kumpulin uang receh dikereta.
Aku benar-benar kesel. Aku memang tidak jatuh dan tidak lecet. Tapi motorku. Belum lagi sebulan dia memakai Plat kereta aslinya. Belum pernah sekalipun dia aku biarkan jatuh dijalanan. Aku memilikinya dengan pengorbanan yang tiada tara. Aku berhasil membelinya dari bekerja menjadi wartawan selama satu tahun. Dan dia jatuh malam ini, cuma gara-gara cewek urang aring itu ? #oh.oh..
Didalam hati cuma bisa bilang "sabar-sabar". "Sekali lagi maaf ya. Lain kali saya lebih hati-hati lagi." Jawab si gadis urang aring. Dia masuk kedalam mobil cantiknya. Akupun pulang dengan Motorku. kaca spion motorku udah berputar-putar. Sepanjang jalan diperjalanan, aku masih berbicara sendiri sangking kesalnya dengan gadis urang aring itu.
Nama urang aring, sering disebutkan nenekku untuk kakak-kakak kos-kosant didepan rumah. Alasannya hanya karena mereka memiliki rambut panjang yang hasil diribonding (diluruskan). Nenek bilang, masa ia muda dulu ada iklan minyak rambut untuk perempuan. Nama minyak rambutnya itu Urang aring. Rambut bintang iklannya itu persis seperti rambut cewek yang memiliki rambut panjang diribonding.
Setiap perempuan yang lewat didepan rumah, dengan penampilan sedemikian rupa. Nenek selalu mengatakan, "nyan ka e. Nyan yang lagenya nan jih inong urang aring (Itu kamu lihat. Itu yang seperti itu, namanya perempuan urang aring". Setelah itu nenek tertawa.[]
0 komentar:
Posting Komentar