Ajaibnya Sholat

Sholat? Berbicara tentang kewajiban yang satu ini, sangat penting bagi aku pribadi. Ya, bagi aku sholat itu salah satu cara terhubung dengan Tuhan. Tempat meminta, mengadu, bercerita dan meminta izin. Sholat lima waktu memiliki banyak khasiat jika kita mengerjakannya. Aku baru merasakan khasiat-khasiat itu semenjak beberapa tahun yang lalu.

Aku baru tidak bolong-bolong sholat, semenjak lulus SMA . Kala itu aku di takutkan oleh banyaknya ujian sekolah. Sehingga mendekatkan diri kepada Allah sangat rutin aku lakukan. Cara itu ampuh. Aku lulus ujian. Karena itulah aku tak lagi meninggalkan sholat. Terasa seperti terpanggil jika sudah waktunya sholat.

Khasiat sholat salah satunya menghilangkan dan meringankan penyakit yang ada pada tubuh. Aku pernah mendengar ceramah, bahwa melakukan sholat sehari semalam lima waktu itu sama saja seperti kita berolahraga. Sendi-sendi pada tubuh terlatih untuk tidak kaku, sehingga membantu saraf untuk tetap bekerja seimbang.

Keistimewaan lainnya adalah sholat membuat keajaiban-keajaiban yang terkadang diluar fikiran akal sehat. Aku pribadi pernah beberapa kali merasakan khasiat dari sholat.

Keajaiban Pertama

Pernah suatu waktu, hari itu tepat berada pada akhir bulan. Kendala kebutuhan benar-benar terlampau banyak yang dadakan. Bocor ban dadakan, fotocopy bahan ujian dadakan, beli buku dari dosen kiler dadakan. Serba dadakan deh. Sehingga membuat isi dompet aku kosong dadakan pula. Namun, aku harus menunggu tanggal satu untuk mendapat uang saku bulanan lagi.

Dari perkarangan kampus, kucoba untuk pulang mengadarai sepeda motor. Dengan niat, untuk sekedar memenuhi panggilan cacing-cacing perut. Dan kemudian kembali ke kampus lagi. Di tengah perjalanan, aku melihat bensin motor sudah semakin krisis. Tak memungkinkan lagi untuk aku pulang. Rasa galau mulai menghampiri. Adzan Zuhur pun berkumandang kala itu. Ku arahkan motor kearah mesjid terdekat.

Setelah  berwudhu dan sholat berjamaah, aku berdoa. Semoga sang khalik memberikanku rezekinya, sekedar untuk mengisi bensin motor saja sudah cukup bagiku. Setelah selesai berdoa, aku melipat mukena. Dan mulai jalan kearah pintu keluar mesjid. Tak lama kemudian, ada yang memukul pundakku.

“Dek, maaf. Uangnya terjatuh tadi pas lagi jalan,” ujar perempuan yang tampak lebih tua dariku, ia tersenyum ramah dengan masih memakai mukena, sembari menyodorkan uang Rp 20 ribu kepadaku.

Aku tak bisa berkata apa-apa, “Ini uang saya?” ujarku

“Iya, tadi saya liat jatuh dari sela-sela adik berdiri,” tutur perempuan itu, masih penuh senyum. Aku langsung berfikir dan percaya kalau ini adalah rezeki Allah untukku. Segera kuambil uang itu, dengan niat jika ada uang nanti akan kembali aku kembalikan kepada tabungan mesjid atau kepada yang membutuhkan.

Hari itu aku tak jadi galau karena prihal tak ada dana untuk mengisi bensin. Terkadang aku merasa hal itu hanya kebetulan semata. Tapi, aku percaya Allah yang memberikan rezeki itu.

Keajaiban Kedua

Yang membuat aku sangat berfikir bahwa inilah keajaiban sholat dan ini rezeki dari Allah. Ketika itu, jarum jam menunjukkan angka tiga siang. Aku mendapat pesan singkat dari seorang teman, yang bekerja sama di sebuah portal media online. Meski sama tempat bekerja, profesi kami berbeda. Dia seorang fotografer dan aku seorang jurnalis. Kami bekerja secara patner, dia yang mengambil gambar dan aku yang menulis berita. Pada pesan singkat itu, dia mengajakku ke sebuah café. Di café itu ada acara launching sebuah produk gadget.

Hari itu, Minggu. Biasanya aku libur mengirimkan berita. Namun, karena yang meminta teman sendiri. Aku pun memenuhi permintaannya untuk datang ke café itu. Di sana sebelum masuk aku harus me-registrasi dahulu. Padahal, aku sudah menunjukkan id-card tanda jurnalisku. Namun, tetap saja ia menyuruhku untuk me-registrasi ulang. Ternyata tak hanya me-registrasi ulang saja. Mereka juga menahan id-cardku. Aku berkeras untuk tidak memberikannya. Namun, mereka berkata “ini untuk undian berhadiah nanti mbak,”

Berkat temanku yang meyakinkan bahwa tidak apa-apa meninggalkan id-card disana, aku pun meng iya kan. Dan masuk untuk liputan. Beberapa saat kemudian, setelah acara launching produk gadget ini selesai. Kami di persilahkan untuk menyicipi hidangan, ketika itu tepat adzan Ashar berkumandang. Selesai makan, aku mengajak teman sama-sama perempuan untuk mencari mushola.

Kami sholat bergantian, acara sudah di mulai. Ternyata, acara ini tak ada waktu break untuk sholat. Hanya kami berdua yang mengerjakan sholat Ashar di mushola café tersebut. Padahal, tamu yang datang bisa di katakan puluhan. Selesai sholat, kami kembali pada tempat duduk tadi. Aku kembali memakai kaos kaki. Tiba-tiba saja, MC acara launching ini memanggil namaku. “Dara Hersavira – Jurnalis Perwakilan dari AtjehTimes,” dia memanggil sebanyak tiga kali. Semua orang pada mencari-cari siapa pemilik nama. Dan teman satu tempat kerja dengan ku pun menunjuk kearahku.

Aku mengancungkan tangan dan bertanya, “Saya Dara, ada apa?” Aku masih tidak tau apa-apa. Semua orang bertepuk tangan. Kata temanku, hari ini adalah hari keberuntunganku. Aku pun maju kedepan. MC acara bertanya darimana aku tadi, kenapa aku tidak tau apa-apa. Aku pun menjawab, “Saya baru saja selesai sholat ashar,”

MC pun berkata, “Wah, berdoa apa tadi anda ketika sholat? Hari ini hari keberuntungan anda, mungkin karena anda sholat. Anda mendapatkan satu buah tablet dari produk terbaru kami,” Ujar MC. Aku masih belum percaya sepenuhnya. Kenapa aku bisa mendapatkan tablet, kalau Cuma alasan yang dikatakan MC itu karena aku sholat dan aku beruntung.

Ternyata, aku mendapatkan tablet dari undian id-card yang tadi di minta ketika aku registrasi masuk. Alhamdulillah, sungguh tak menyangka. Patner kerjaku sampai-sampai berkata, “kalau tau sholat bisa dapat tablet. Aku sholat tadi, sama seperti si Dara,”

Menurutku sholat bukan hanya bisa dapat tablet, tapi sholat dapat memberikan apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. Bahkan hanya sholat yang bisa membuat  hati menjadi tenang. Asalkan sholat karena Allah bukan karena Tablet. ---